Yang menjadi masalah bukan kamu menikah dini atau menikah nanti. Tapi lebih kepada apa tujuanmu hidup di dunia ini? Kalau bekerja keras mengumpulkan harta untuk kesenangan pribadi ya silahkan saja. Tapi apakah orang tua mu tidak ingin menggendong cucu?
Ah, pasti KZL ditanya kapan nikah. Tapi sebagai manusia normal mau tidak mau kita akan menikah. Ada 2 kondisi saat kita akan menikah:
1. Menikah saat masa perjuangan (belum mapan finansial)
Menikah di kondisi ini memberikan tantangan yang besar terhadap pasangan muda. Cinta akan diuji oleh harta. Tapi, tidak melulu soal harta, karena cinta kadang lebih memilih setia apa adanya untuk bertahan hidup bersama daripada mencari harta semata.
Untuk pria kondisi ini sangat wajar. Wanita akan terpancar kesetiaanya ketika berani menikah di kondisi ini. Karena ketika sukses nanti semua proses pernah dialami bersama.
via GIPHY
2. Menikah saat di puncak keberhasilan
Kondisi ini kebanyakan disukai wanita dan calon mertua. Ya siapa tidak suka dengan kondisi ini yang "menjamin" hidup setidaknya beberapa tahun kedepan (jika tidak ada kendala). Tapi, lagi-lagi kondisi serba ada tidak menjamin langgengnya cinta. Banyak faktor yang bisa merusak cinta salah satunya harta. Harta yang membuat pasangan kurang bersyukur karna tidak ada usaha untuk pencapaianya.
Yah, kedua kondisi diatas ada kurang dan lebihnya. Untuk kamu yang akan segera menikah, dikondisi apapun kamu dan pasanganmu jangan pernah mengeluh karena mengeluh adalah penghambat rasa syukur. Nikmati semua proses untuk mencapai apa yang kalian inginkan. Jika sudah mendapat semuanya jangan lupa bersyukur lagi. Jadi, Menikah dini atau menikah nanti ?